Apa itu kerja ikhlas?
Banyak orang yang salah mengartikan kerja ikhlas dengan menyerah. Orang yang bersikap nrimo (pasrah) sering kali disebut bersikap "ikhlas". Iya betul?
Ketika ia berusaha sedikit lalu hasilnya tidak sesuai dengan harapannya, ia berkata, "Ya sudah, saya ikhlas, deh." Ikhlas bukan menyerah. Ikhlas itu mulia. Menyerah artinya kalah!
Kerja ikhlas yang memiliki nilai tinggi adalah kerja ikhlas yang DIDAHULUI oleh kerja keras dan kerja cerdas. Jika Anda punya pekerjaan dan kemudian diambil teman sekantor, tidak cukup Anda mengatakan saya ikhlaskan saja. Itu artinya Anda malas bekerja, dan membiarkan pekerjaan Anda ditangani orang lain. Dalam hal ini Anda tidak bekerja ikhlas melainkan menyerah. Berarti tidak ada nilai energi positifnya.
Saya ambil dari buku keren karya Kubik Training & Consultancy,
" Seorang kawan saya baru saja mendapat musibah. Motornya, yang ditumpanginya bersama istri yang sedang mengandung dan anaknya, oleng hingga istrinya terjatuh. Sang istri mengalami koma hingga lebih dari satu bulan, bayi yang lahir prematur lewat caesar itu pun akhirnya hanya bertahan selama tiga bulan. Tapi, hebatnya kawan saya itu tidak pernah terlihat bersedih. Dia bekerja biasa. Pagi dan malam menunggui istrinya yang masih dirawat di rumah sakit karena amnesia dan lumpuh. Siang hari ia tetap bekerja. Saya terharu dan kemudian merasa sangat bangga dengan ia ketika saya katakan berduka cita atas semua kejadian yang terjadi, dia tetap berkata, "Tidak apa, ini kehendak Allah. Apa yang bisa saya bantu?". Ditengah musibah, ia masih terus mencoba membantu orang lain."
Demikian saya tambahkan contoh lain,
Ketika teman Anda meminjam uang dengan transaksi yang jelas sebagai pinjam meminjam dan dengan masa pinjaman yang jelas pula. Ketika tiba waktunya, ternyata tak menepati. Anda harus menagihnya dengan cara yang baik. Kalau perlu beri waktu tempo lagi dengan adanya perbaikan mekanisme pembayaran. Tetapi setelah kesempatan kedua masih belum juga, Anda tidak bisa diamkan saja, sambil bilang ikhlaskan saja. Anda harus datang lagi dan memberi kesempatan ketiga, kalau perlu mempermudah mekanisme pembayarannya.
Bila masih tidak juga berhasi, Anda bisa mengubah transaksi dari pinjaman menjadi sumbangan. Barulah pada saat itu Anda boleh mengatakan saya ikhlaskan pinjaman tersebut tidak dibayar dan dihitung sebagai sumbangan saja. Pada tingkatan ini ikhlas Anda lebih tinggi nilainya di bandingkan dengan Anda mengikhlaskan tidak di depannya dan di saat Anda putus asa karena ia ngemplang.
Sudah dapat feel nya???!
Gak mudah, so belajar kerja ikhlas yuk!!!
Dirangkum dalam buku "Kubik Leadership"
Komentar
Posting Komentar